Connect with us

Opini

Seberapa anti asingkah Partai Gerindra yang dinakhodai Prabowo itu?

Published

on

Menjawab Tuduhan Sistemik Gerindra Archandra Mungkin Intelijen Asing

Sisa dari pemecatan Archandra dari posisi menteri baru-baru ini ternyata masih menyimpan berbagai opini ditengah publik. Ada hal yang menarik disini. Gerindra yang selalu gembar-gembor tentang anti aseng-asing ini, terkesan mencurigai Archandra Intelijen Asing.

Seberapa anti asingkah Partai yang dinakhodai Prabowo itu?

Tulisan Alifurrahman berikut ini berupaya membuka mata publik.

ALIFURRAHMAN SETAN 2

Alifurrahman

Begini teman-teman,  awalnya saya tak tertarik membahas Prabowo yang mendukung penuh Sandiaga Uno. Karena apapun yang akan dilakukan Prabowo, mau dia iklan 24 jam dan sebagainya, itu tak akan mempengaruhi suara pemilih Ahok.

Tapi tadi saat membuka twitter, tak sengaja melihat tweet akun Partai Gerindra. Perhatikan di gambar. Ada foto Archandra, bendera Indonesia dan Amerika dengan kalimat “karena tidak menutup kemungkinan, organisasi intelijen asing merekrut WNI untuk menjalankan operasi mereka.”

Foto Archandra dalam tweet tersebut jelas sebuah tuduhan yang sangat terstruktur, sistematis dan mas-mas. Arhandra dicurigai intelijen asing lewat pilihan susunan kata “karena tidak menutup kemungkinan.”

Menjadi lebih menarik lagi jika kita mengingat beberapa hari yang lalu, salah satu materi doa setan DPR yang masih sekader segenderuwoan menyebutkan kekhawatiran soal serangan negara asing, aseng.

Kalau sudah begini, maka Prabowo, Gerindra sampai kadernya memiliki kesamaan cara pandang: negatif pada asing, asong, aseng, asung dan as as yang lainnya.

Buruknya, dari semua pernyataan mereka, selalu tidak jelas maksudnya. Prabowo misalnya, mengatakan yang tidak mendukung Sandiaga Uno adalah antek asing. Saya mengartikan bahwa pendukung Ahok adalah antek asing sementara Ahok didukung asing. Tapi kan itu hanya kesimpulan saya dan semua orang waras di negara ini, kenyataannya Prabowo tak pernah mengatakan demikian. Prabowo hanya bilang “yang tidak dukung Sandiaga Uno adalah antek asing.”

Lanjut pada Gerindra yang menaruh foto Archandra di tweet intelijen asingnya, saya menyimpulkan: tidak menutup kemungkinan Archandra merupakan intelijen asing. Tapi itu kan kesimpulan saya berdasarkan gambar yang Gerindra upload, kenyataannya mereka tidak pernah menyebut nama Archandra.

Begitu juga saat 2014 lalu Prabowo menyebut ada Capres boneka. Saya dan semua orang waras menyimpulkan bahwa Jokowi adalah capres boneka Megawati. Tapi itu kan kesimpulan, sebab Jokowi adalah satu-satunya capres lawan Prabowo saat itu. Kenyataannya Prabowo tak pernah menyebut nama Jokowi.

Sebelum saya menyimpulkan kondisi kejiwaan Gerindra, Prabowo dan kader-kadernya, mungkin penting untuk saya ingatkan tentang adik Prabowo, Hashim Djokohadikusumo yang dulu memaparkan visi misi Gerindra di Washington DC.

Pidato berbahasa Inggris Hashim itu diterjemahkan sebagai berikut:

“Bapak dan ibu sekalian, Prabowo Subianto lulus, mungkin hanya satu-satunya kandidat, mungkin juga Gita, yang lulus dari sekolah di Amerika.

Ok, jadi Gita, yang juga akan mencalonkan diri menjadi Presiden, Prabowo adalah kandidat lain yang lulus sekolah di Amerika.

Jadi, Prabowo adalah seseorang yang sangat pro-Amerika, dia sekolah SMA di Amerika, sekolah sebelum SMA juga Amerika.

Dia mengambil sekolah komando pasukan khusus di Fort Benning, Fort Bragg. Saya juga pro-Amerika. Sampai beberapa saat yang lalu, saya seorang investor di California, investor besar, bisnis minyak.

Jadi, ya, Amerika Serikat akan menjadi partner yang mendapat perlakuan khusus di dalam pemerintahan yang dipimpin oleh Partai Gerindra.”

Saya tidak tau pasti apa maksud Hashim menyampaikan visi misi Gerindra di hadapan orang-orang Amerika. Tapi satu-satunya kesimpulan yang bisa saya buat adalah, Gerindra mengemis dukungan ke Amerika dengan iming-iming negara mereka akan diberi “perlakuan khusus.”

Tolong koreksi jika ini salah, Gerindra merupakan satu-satunya partai yang menyampaikan visi misi ke negara asing. Sementara di Indonesia, Gerindra adalah satu-satunya partai yang menggunakan sentimen “asing” sebagai materi kampanye atau menyerang lawan politiknya.

Ini sangat menarik. Di satu sisi Gerindra menjanjikan perlakuan khusus bagi Amerika, tapi di sisi lain begitu anti dengan asing. Dalam kamus Islam, hal yang seperti ini disebut munafik. Kalau dalam kamus politik, sikap yang seperti itu sudah jadi hak paten Demokrat. Paham ya? Maksudnya katakan tidak padahal korupsi. Mengaku partai paling anti korupsi, tapi malah menjadi satu-satunya partai yang semua pimpinannya diciduk KPK.

Terakhir, melihat rekam jejak Prabowo yang pernah sekolah komando pasukan khusus, Prabowo lebih tidak menutup kemungkinan merupakan intelijen asing dibanding Archandra.

Begitulah kura-kura

Garuda Citizen truly of Indonesia » politik, hukum, sosial, wisata, budaya, dan berbagai berita peristiwa menarik dan penting untuk dibaca.