Connect with us

Berita

Pasar Bang Mego Sepi, Pedagang Teriak Minta Perhatian Pemerintah

Published

on

Pasar Bang Mego

GarudaCitizen.com – Suasana di Pasar Bang Mego pada Sabtu pagi, 22 Februari 2025, tampak jauh berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dahulu, pasar ini dikenal sebagai pusat aktivitas ekonomi yang selalu ramai dengan hiruk-pikuk transaksi jual beli.

Namun kini, para pedagang mengeluhkan sepinya pembeli yang semakin terasa dari hari ke hari. Menurunnya daya beli masyarakat serta pergeseran pola konsumsi menjadi faktor utama yang memperburuk situasi ini. Pedagang berharap agar pemerintah daerah Rejang Lebong segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini. 

Pedagang Mengklaim Rugi Akibat Maraknya Perdagangan Online

Pasar Bang Mego sepi bukan tanpa sebab. Salah satu faktor yang paling dikeluhkan oleh pedagang adalah maraknya perdagangan online yang semakin diminati oleh masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh Elvi Honsta (52), pemilik usaha pakaian, yang mengatakan bahwa konsumen saat ini lebih memilih berbelanja melalui platform digital atau e-commerce karena dianggap lebih praktis dan menawarkan harga yang lebih murah. 

“Ya, tentu saja penyebab pasar ini sepi adalah maraknya pedagang online. Banyak masyarakat yang lebih memilih belanja di e-commerce karena lebih praktis dan harganya lebih murah dibandingkan dengan pasar konvensional,” ujar Elvi.

Ia tak menampik bahwa berbelanja online saat ini menjadi pilihan masyarakat lantaran semua kemudahan dalam bertransasi. Selain itu, barang langsung diantar ke rumah tanpa perlu repot datang ke pasar. Kemudahan-kemudahan ini diklaim Elvi tentu berdampak pada pendapatan para pedagang offline seperti dirinya, yang berharap mampu mengais rejeki dari kunjungan pembeli ke toko.

“Saat ini, penghasilan saya tidak bisa diperkirakan karena jumlah pengunjung yang datang sangat sedikit. Harapan saya kepada pemerintah yang baru adalah agar Pasar Bang Mego mendapat perhatian lebih, terutama dari segi pengelolaan dan tata kelola yang lebih baik, sehingga bisa memancing dan meningkatkan kunjungan masyarakat,” ungkapnya. 

Senada dengan Elvi, Fitri (49), pemilik usaha perak, juga merasakan dampak dari persaingan dengan pedagang online. Menurutnya, banyak masyarakat di Rejang Lebong yang kini lebih memilih belanja di marketplace digital lantaran dinilai lebih efisien dan praktis, serta memiliki harga yang jauh lebih ramah di kantong.

Selain itu juga di beberapa platform digital pembeli sering dimanja dengan berbagai discount serta flash sale dari penjual, yang tentunya menarik perhatian para pembeli.

“Daya beli masyarakat terhadap pedagang offline menurun drastis akibat maraknya perdagangan online. Sebelumnya, saya bisa memperoleh pendapatan sekitar Rp3 juta per bulan. Namun, sekarang mendapatkan Rp100 ribu per hari saja sangat sulit. Situasi ini membuat kami sebagai pedagang tradisional semakin terhimpit,” keluh Fitri. 

Infrastruktur Pasar yang Buruk Menjadi Faktor Tambahan Penyebab Sepinya Pembeli

Tak hanya tergerus oleh persaingan dengan e-commerce, para pedagang di Pasar Bang Mego juga menghadapi kendala lain, seperti infrastruktur pasar yang kurang memadai. Salah satu pedagang pakaian lainnya, Eka (32), menegaskan bahwa kondisi pasar yang kurang bersih dan minimnya fasilitas turut menjadi alasan mengapa pembeli enggan datang.

Ia mengklaim bahwa biasanya, menjelang bulan puasa, jumlah pengunjung ke Pasar Bang Mego mulai mengalami meningkat. Namun, kali ini belum ada tanda-tanda perubahan. Bahkan, dalam sehari, hanya sekitar empat orang yang datang ke tokonya untuk sekadar melihat koleksi pakaian atau berbelanja.

“Disisi lain, kondisi pasar yang kotor dan masih banyaknya sampah berserakan juga membuat pembeli enggan datang. Seharusnya, pemerintah lebih serius dalam memperbaiki fasilitas di pasar ini agar pembeli kembali nyaman berbelanja,” ujar Eka. 

Beberapa pedagang lain juga mengeluhkan minimnya perawatan fasilitas, seperti atap pasar yang bocor, drainase yang buruk, serta pencahayaan yang kurang memadai di beberapa sudut pasar. Semua faktor ini semakin memperburuk situasi dan membuat pedagang kesulitan untuk bertahan. 

Harapan Pedagang Pasar Bang Mego: Perhatian Pemerintah dan Solusi Nyata

Sejauh ini, para pedagang masih menunggu langkah konkret dari pemerintah daerah Rejang Lebong untuk mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi. Beberapa solusi yang mereka harapkan antara lain:

1. Revitalisasi Pasar Bang Mego – Pemerintah diharapkan melakukan renovasi dan perbaikan infrastruktur pasar agar lebih nyaman bagi pedagang dan pembeli.

2. Pelatihan Digital bagi Pedagang – Agar mampu bersaing dengan pedagang online, para pedagang berharap ada pelatihan pemasaran digital sehingga mereka bisa memanfaatkan media sosial atau platform e-commerce untuk meningkatkan penjualan.

3. Promosi dan Event Pasar – Menggelar acara rutin seperti bazar atau diskon khusus untuk menarik kembali minat masyarakat agar kembali berbelanja di pasar tradisional.

4. Regulasi yang Mendukung Pedagang Lokal – Pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan yang mendukung pedagang pasar tradisional, misalnya dengan mengurangi pajak sewa kios atau memberikan insentif bagi pedagang yang berinovasi.

Masa Depan Pasar Bang Mego: Masih Adakah Harapan?

Jika dibiarkan tanpa solusi, bukan tidak mungkin Pasar Bang Mego sepi selamanya dan perlahan kehilangan perannya sebagai pusat perekonomian lokal. Oleh karena itu, upaya penyelamatan harus segera dilakukan agar para pedagang bisa kembali merasakan geliat ekonomi yang sehat.

Bagi sebagian besar masyarakat, pasar tradisional masih memiliki keunggulan tersendiri, seperti bisa melihat langsung barang yang dibeli, menawar harga, serta menjalin interaksi sosial yang lebih erat. Namun, tanpa inovasi dan perhatian dari pemerintah, daya tarik ini bisa semakin memudar.

Kini, Harapan Pelaku Usaha Rejang Lebong terhadap Kepemimpinan Baru ada di tangan pemerintah daerah. Apakah mereka akan mengambil tindakan untuk menyelamatkan Pasar Bang Mego atau membiarkannya perlahan mati akibat perkembangan zaman?

Jawabannya akan sangat menentukan nasib ratusan pedagang yang bergantung pada pasar ini untuk mencari nafkah. Di tengah ketidakpastian ini, mencari alternatif usaha bisa menjadi solusi, seperti yang dibahas dalam 50 Ide Usaha Modal Kecil Menjanjikan Terbaru. (anggi)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply