Daerah
Bupati Pekalongan Launching “Geber Sebata Merah” Pertama Di Kabupaten

KAJEN – Berawal dari keprihatinan para pejabat wilayah Kedungwuni baik camat maupun Kepala Puskesmas terkait kondisi balita di wilayah Kecamatan Kedungwuni yang mengalami kondisi pertumbuhan dan perkembangan yang kurang optimal atau sedikit mengalami gangguan sehingga mereka tidak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar seperti balita lain maka digagaslah sebuah gerakan yang kemudian dinamakan “Geber Sebata Merah” atau Gerakan Bersama Selamatkan Balita Dibawah Garis Merah”.
Gerakan tersebut hari ini secara langsung dilaunching oleh Bupati Pekalongan Drs. Amat Antono, M.Si di Aula Kecamatan Kedungwuni. Dalam kesempatan tersebut hadir pula Ibu Arini Antono yang merupakan istri Bupati sekaligus calon Wabup Pekalongan periode mendatang serta Ibu Munafah Asip Kholbihi yang juga istri dari Calon Bupati Pekalongan periode mendatang Asip Kholbihi.
Kepala Dinas Kesehatan Kab.Pekalongan, Kepala BPMPKB Kab. Pekalongan, Muspika Kedungwuni, Lurah dan Kepala Desa se- Kecamatan Kedungwuni serta masyarakat umum yang secara langsung maupun tidak langsung berkontribusi pada program ini.
Dalam laporannya, Camat Kedungwuni, Bambang Dwi Yuswanto, SIP mengungkapkan bahwa Gerakan yang baru pertama kali di Kabupaten Pekalongan dan juga di Jawa Tengah ini, merupakan sebuah gerakan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat baik pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat umum.
“ Dari tiga komponen tersebut maka diharapkan akan memunculkan hasil yang optimal,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati dalam sambutannya mengungkapkan apresiasi dan terimaksih kepada semua pihak yang telah berkontribusi pada program ini, karena gerakan ini dinilainya sangat bagus dan strategis. Menurutnya gerakan ini dapat memberikan hal atau alternatif lain yang strategis bagi masyarakat Kedungwuni yang agamis untuk menyalurkan amalnya, yaitu dengan mempersiapkan generasi atau SDM yang sehat dan beriman, yaitu dengan menyisihkan sebagian rezekinya bagi pengurangan jumlah Balita dibawah garis merah.
Ditambahkan Antono, bahwasannya percuma jika kita hanya membangun bangunan dan sistem yang bagus kalau masyarakatnya berpenyakit dan tidak punya kemampuan untuk bersaing.
Lebih lanjut Antono mengajak masyarakat untuk mau berkontribusi pada gerakan ini karena saat ini kemampuan pemerintah untuk mengurangi angka Balita bawah garis merah baru 4 anak per tahunnya, padahal masih ada 68 Balita lagi yang harus dibantu.
“ Ini adalah pemikiran cerdas, dan saya sangat senang karena gerakan ini merupakan sebuah gagasan, pemikiran jernih dan inovasi riil yang saya harapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain atau program lain,” tegasnya.
Sedangkan kepada wilayah kecamatan yang lain, Bupati berpesan agar mengkaji dengan baik program ini, karena menurutnya meski program ini baik, namun belum tentu cocok jika diterapkan di wilayah yang lainnya.
Antono juga berpesan agar kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat dapat dilaksanakan dengan baik. “ Tolong amanat yang diberikan oleh masyarakat disalurkan dengan baik, karena jika hal ini dapat berjalan dengan baik maka kepercayaan masyarakat akan bertambah!” imbaunya. **
Continue Reading

You must be logged in to post a comment Login