Berita
UPP Gelar FGD Bahas Dampak Harga Beli Gabah terhadap Keuntungan Petani

GarudaCitizen.com – Universitas Pat Petulai (UPP) Kabupaten Rejang Lebong pada Rabu (26/2) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Dampak Harga Beli Gabah oleh Pemerintah terhadap Keuntungan Petani”.
FGD Harga Beli Gabah:
Acara ini diadakan di Aula Kampus I UPP dengan menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi, Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong, serta Perum Bulog Cabang Rejang Lebong.
Harga Beli Gabah dan Pengaruhnya terhadap Keuntungan Petani
Rektor UPP, Indrayanto, Ph.D, menyampaikan bahwa diskusi ini bertujuan untuk membahas isu-isu strategis yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah di sektor pertanian, khususnya mengenai penyerapan gabah oleh pemerintah.
“FGD ini kita laksanakan untuk mengulas permasalahan yang berhubungan langsung dengan kesejahteraan petani. Salah satunya adalah kebijakan penyerapan gabah dan bagaimana dampaknya terhadap keuntungan petani,” ujar Indrayanto.
Selain itu, Indrayanto menekankan bahwa kegiatan ini menjadi ajang bagi UPP untuk menjalin komunikasi serta kerja sama dengan berbagai mitra. Diharapkan kolaborasi ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani melalui program-program berbasis penelitian dan akademisi.
FGD Sebagai Sarana Edukasi dan Kerja Sama
Kegiatan FGD ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari petani, kelompok tani, pengurus KUD, hingga penyuluh pertanian. Dengan adanya diskusi ini, diharapkan para petani lebih memahami mekanisme penyerapan gabah dan beras oleh pemerintah serta dampaknya terhadap keuntungan mereka.

Selain itu, FGD ini juga menjadi wadah bagi akademisi UPP untuk berkontribusi dalam memberikan solusi terhadap permasalahan di sektor pertanian. UPP memiliki tenaga ahli, mulai dari profesor hingga doktor, yang siap memberikan masukan berdasarkan penelitian ilmiah.
“Universitas ini tidak hanya fokus pada pengembangan mahasiswa dan dosen, tetapi juga masyarakat. Oleh karena itu, kerja sama antara UPP, pemerintah, dan petani menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan petani,” tambah Indrayanto.
Bulog Rejang Lebong Tidak Menyerap Gabah, tetapi Beras
Dalam diskusi ini, Asisten Manajer Operator Bulog Cabang Rejang Lebong, Vantho Yudistira, mengungkapkan bahwa saat ini Bulog tidak menyerap gabah dari petani, melainkan langsung membeli beras sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah.
“Penyerapan beras Bulog lebih banyak berasal dari Kabupaten Lebong karena harga jual beras petani di Rejang Lebong lebih tinggi dibanding harga pokok pembelian (HPP) yang ditetapkan pemerintah,” jelas Vantho.
Karena tingginya harga beras di Rejang Lebong, petani lebih memilih menjual beras langsung ke pasar dibandingkan ke Bulog. Harga beli gabah yang lebih rendah dari harga pasar menjadi salah satu faktor utama yang membuat petani enggan menjual gabah kepada pemerintah.
“Hingga Februari 2024, realisasi penyerapan beras oleh Bulog Cabang Rejang Lebong telah mencapai 400 ton dari target 543 ton, dengan sisanya akan direalisasikan pada bulan Maret dan April mendatang,” beber Vantho.
Budaya Petani Rejang Lebong Lebih Memilih Menjual Beras
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong, Ir. Amrul Ebi, menuturkan bahwa petani di wilayah ini sejak lama lebih memilih menjual beras daripada gabah. Faktor budaya turut mempengaruhi kebiasaan ini, sehingga menjual gabah dianggap kurang lazim.
“Di sini, menjual gabah seperti ‘pamali’. Para petani lebih memilih menggiling gabah menjadi beras sebelum dijual, karena mereka bisa langsung menikmati hasilnya. Namun, Koperasi Unit Desa (KUD) Mulya Usaha mulai mencoba terobosan dengan menjual gabah langsung,” ujar Ebi.
Ia menilai bahwa kebijakan harga beli gabah oleh pemerintah bisa menjadi alternatif bagi petani yang ingin mendapatkan hasil lebih cepat setelah panen. Sosialisasi yang lebih intensif diperlukan agar petani memahami peluang baru dalam sistem penjualan gabah ke pemerintah.
Peluang Kedepan
Diskusi mengenai penyerapan gabah oleh pemerintah menjadi topik yang sangat relevan bagi petani, khususnya di Rejang Lebong. Dengan harga beli gabah yang lebih rendah dibanding harga pasar, banyak petani yang memilih menjual beras daripada gabah.
Namun, adanya peluang kerja sama dengan Bulog dan pemerintah dapat membuka opsi baru bagi petani dalam mengelola hasil panennya. Cara Memulai Usaha Bibit Tanaman: Modal + 5 Tips Sukses juga bisa menjadi inspirasi bagi petani untuk mengembangkan usaha tambahan yang berkelanjutan, meningkatkan pendapatan, dan memanfaatkan hasil pertanian secara lebih optimal.
Melalui FGD ini, diharapkan petani lebih memahami kebijakan pemerintah terkait harga beli gabah dan dampaknya terhadap keuntungan mereka. Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat sinergi antara akademisi, pemerintah, dan pelaku usaha di sektor pertanian demi meningkatkan kesejahteraan petani di Rejang Lebong.
Dengan adanya kerja sama yang lebih erat, kebijakan harga beli gabah dapat lebih menguntungkan petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi sektor pertanian secara berkelanjutan.
Ini Harapan Petani Rejang Lebong Terhadap Bupati dan Wakil Bupati Terpilih, agar mereka dapat merumuskan kebijakan yang berpihak kepada petani, memastikan stabilitas harga, serta mendukung kesejahteraan para pelaku usaha tani di daerah tersebut. (red)

You must be logged in to post a comment Login