Daerah
Pameran Seni Rupa Banyak Pengunjung

Kota Pekalongan- Pameran Seni Rupa yang dibidani oleh 18 personil seni rupa, di halaman Musium Batik Kota Pekalongan. Yang dibuka sore tadi Sabtu (25/11) oleh Kepala Dinparbudpora, Tjuk Koshindarto, cukup mengundang respon masyarakat pengunjung untuk menyaksikan lebih dekat.
Pengunjung dapat mengapresiasi dan interaksi langsung kepada masing masing pelukis yang karyanya ikut dipamerkan.
Salah satu dari pengunjung pameran, Achmad Sultoni ketika ditemui Garuda Citizen ia mengatakan. Saya sebagai orang Pekalongan sangat senang dengan adanya pameran lukisan ini, saya bukan pelukis tapi saya sangat senang dengan karya karya lukisan. Saya baru tahu jika pekalongan ternyata banyak seniman lukis yang karyanya bagus bagus. Ini akan lebih menarik lagi jika pameran seperti ini sering di selenggarakan, dan saya yakin para pelukis pekalongan tak kalah dengan pelukis pelukis luar daerah, seperti yang pernah saya kunjungi di daerah lain, katanya.
Arifin Jombor pelukis sekaligus penggagas pameran mengatakan, jika pameran yang digelar bersama rekan rekan pelukis bisa memenuhi harapan yaitu pameran ini sengaja dikemas out door ( terbuka ) untuk memberikan nuansa terbuka bagi masyarakat yang dapat menyaksikan secara langsung, tidak tersekat dan gratis.
Mungkin inilah jawaban yang selalu menjadi pertimbangan kami. Dimana setiap ada pameran seni rupa selalu ditempatkan didalam gedung, yang oleh pengunjung banyak diartikan ada tiket masuk bayar. Sehingga seperti ada skat antara masyarakat pengunjung dan pengunjung yang berduit.
Pameran yang kali ini kami gelar secara terbuka, cukup menjadikan kebanggaan, mampu mengundang pengunjung dengan leluasa mengapresiasi karya karya lukis yang kami sajikan.
Lebih lanjut Jombar memaparkan, ramainya pengunjung untuk menyaksikan pameran lukisan ini saya sangat terpacu untuk lebih semangat berkarya. Ini membuktikan animo atau respon masyarakat andil dalam motivasi terhadap kesenian di Kota Pekalongan.
Namun dari banyaknya masyarakat yang menyaksikan pameran saya tak melihat adanya kepedulian Pemerintah Daerah Pekalongan. Hanya satu pejabat Kota Pekalongan yang hadir dan membuka langsung jalanya pameran yaitu Kepala Dinparbudpora. Sementara itu Kota Pekalongan yang katanya ada lembaga Dewan Kesenian, tak satupun dari mereka terlihat mendekat.
Sementara saya mendengar “Rumor” bahwa ada dewan kesenian yang telah di bentuk itupun dalam masa “Transisi” mengisi kekosongan selama satu tahun. Dan setahu saya bulan ini adalah bulan akhir dari dewan kesenian masa transisi yang di bentuk oleh Wakil Wali Kota dulu, kini sudah difinitif resmi dilantik menjadi Wali Kota Pekalongan, yaitu Saelani Machfud. Dimana pembentukan Dewan Kesenian masa transisi, dan lebih banyak personal didalam di dominasi oleh para Guru (PGRI) dan PNS, itu juga tidak melibatkan para pelaku seni di Kota Pekalongan. Melainkan pembentukan sepihak dengan dalih kewenangan Pemerintah.
Lebih naifnya lagi bertepatan dengan pameran seni rupa ini dalam waktu terdekat juga akan ada pelantikan Dewan Kesenian. Menurut saya hal itu sangat tidak relevan, oleh karena dewan kesenian masa transisi yang seharusnya dituntut untuk bisa mengagendakan adanya ” MUSDA ” dengan mengakomodir semua komunita seni, hal ini tidak dilakukan. Sebaliknya mereka justru minta di lantik.
Kami sebagai pelaku sen di Kota Pekalongan tidak mempersoalkan siapapun yang akan menjadi pengurus atau ketua dewan kesenian, asalkan semua itu di jalankan sesuai mekanisme. Terbuka,transparan tidak ada kesan ambisi atau karena sesuatu “AKUNYA”
Jika hal ini tetap dilaksanakan, pertanyaan saya, dosa dosa yang sudah mengakar siapa yang bertanggung jawab? Dan apakah Pemerintah Kota Pekalongan sengaja melakukan membiaran dan semua ini kebodohan siapa? Pungkas Jimbor. (HL)

You must be logged in to post a comment Login