Sosial Budaya
Perempuan Minang dan Keistimewaannya

Budaya Minangkabau merupakan salah satu kekayaan bangsa Indonesia. Etnis Minangkabau memegang paham matrilineal yang sangat unik. Dimana menempatkan perempuan Minang dalam posisi yang sangat istimewa.
Dalam kehidupan sosial, perempuan Minangkabau merupakan sosok yang agung dan amat sangat dihormati. Peremuan Minang bukan hanya sebagai pelengkap ibu rumah tangga. Melainkan tokoh yang memiliki hak suara.
Pendapatnya didengar, pertimbangannya diperlukan. Nilai seorang perempuan Minang sangat tinggi dan bahkan mampu membuat sebuah kebijakan.
Adat dan budaya Minangkabau sangat kuat. Dalam sendi-sendi sosial, kehidupan orang minang, tata cara berprilaku sangat menjungjung tinggi moralitas yang dipengaruhi nilai-nilai ke Islaman.
Pun demikian dengan penempatan peremuan Minang. Jika dilarikan ke falsafah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah penghormatan Minangkabau terhadap perempuan selaras dengan penghormatan syarak/agama Islam terhadap mereka, sebagaimana termaktubnya surat khusus bernama An-Nisa (perempuan) dalam kitabullah (Al-Qur’an).
Selaras dengan keistimewaan yang diberikan. Perempuan Minang memiliki serangkaian upaya yang harus dipenuhi dan dijaga. Sehingga, sejatinya keagungan itu menjadi patut dan benar-benar terpancar sebagaimana mestinya. Sebab, sesuatu yang istimewa adalah sesuatu yang terjaga dan dipelihara sebaik mungkin.
Oleh para pendahulu, perempuan Minang sejak dini atau anak-anak telah ditetapkan aturan atau pendidikan berupa norma-norma. Baik dalam bersikap, bertutur, bahkan cara berpikir. Dimana agar senantiasa tetap terjaga keistimewaannya.
Norma etika yang dididik pada perempuan minang itu, disebut dengan Sumbang. Atau dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak pada tempatnya. Sumbang disini bermakna sebagai sesuatu yang tidak patut atau tidak layak dilakukan oleh seorang perempuan Minang.
Sumbang tersebut terdiri dari 12 hal yang bisa dibahasakan sebagai 12 budaya terlarang bagi perempuan Minangkabau. Budaya dalam konteks ini berarti kebiasaan yang tidak boleh dilakukan oleh perempuan Minang demi menjaga warisan budaya dari para pendahulunya.
Sumbang Duduak Perempuan Minang
Duduk yang sopan bagi perempuan Minang adalah bersimpuh, bukan bersila macam laki-laki, apalagi mencangkung atau menegakkan lutut. Ketika duduk di atas kursi duduklah dengan menyamping, rapatkan paha. Jika berboncengan jangan mengangkang.
Sumbang Tagak Perempuan Minang
Perempuan dilarang berdiri di depan pintu atau di tangga. Jangan berdiri di pinggir jalan jika tidak ada yang dinanti. Sumbang berdiri dengan laki-laki yang bukan muhrim.
Sumbang Jalan Perempuan Minang
Ketika berjalan, perempuan Minang harus berkawan, paling kurang dengan anak kecil. Jangan berjalan tergesa-gesa apalagi mendongkak-dongkak. Jika berjalan dengan laki-laki berjalanlah di belakang. Jangan menghalagi jalan ketika bersama dengan teman sebaya.
Sumbang Kato Perempuan Minang
Berkatalah dengan lemah lembut, berkatalah sedikit-sedikit agar paham maksudnya, jangan serupa murai batu atau serupa air terjun. Jangan menyela atau memotong perkataan orang, dengarkanlah dulu hingga selesai. Berkata-katalah yang baik.
Sumbang Caliak Perempuan Minang
Kurang tertib seorang perempuan Minang ketika suka menantang pandangan lawan jenis, alihkanlah pandangan pada yang lain atau menunduk dan melihat ke bawah. Dilarang sering melihat jam ketika ada tamu. Jangan suka mematut diri sendiri.
Sumbang Makan Perempuan Minang
Jangan makan sambil berdiri, nyampang makan dengan tangan genggamlah nasi dengan ujung jari, bawa ke mulut pelan-pelan dan jangan membuka mulut lebar-lebar. Ketika makan dengan sendok jangan sampai sendok beradu dengan gigi. Ingat-ingat dalam bertambah (batambuah).
Sumbang Pakai Perempuan Minang
Jangan mengenakan baju yang sempit dan jarang. Tidak boleh yang menampakkan rahasia tubuh apalagi yang tersimbah atas dan bawah. Gunakanlah baju yang longgar, serasikan dengan warna kulit dan kondisi yang tepat, agar rancak dipandang mata.
Sumbang Karajo Perempuan Minang
Kerjaan perempuan Minang adalah yang ringan serta tidak rumit. Pekerjaan sulit serahkanlah pada kaum laki-laki. Jika kerja di kantor yang rancak adalah menjadi guru.
Sumbang Tanyo Perempuan Minang
Jangan bertanya macam menguji. Bertanyalah dengan lemah lembut. Simak lebih dahulu baik-baik dan bertanyalah jelas-jelas.
Sumbang Jawek Perempuan Minang
Ketika menjawab, jawablah dengan baik, jangan jawab asal pertanyaan, jawablah sekadar yang perlu dijawab tinggalkan yang tidak perlu.
Sumbang Bagaua Perempuan Minang
Jangan bergaul dengan laki-laki jika hanya diri sendiri yang perempuan. Jangan bergaul dengan anak kecil apalagi ikut permainan mereka. Peliharalah lidah dalam bergaul. Ikhlaslah dalam menolong agar senang teman dengan kita.
Sumbang Kurenah Perempuan Minang
Tidak baik berbisik-bisik saat tengah bersama. Jangan menutup hidung di keramaian. Jangan tertawa di atas penderitaan orang lain, apalagi hingga terbahak-bahak. Jika bercanda, secukupnya saja dan diagak-agak, agar tidak tersinggung orang yang mendengar. Jagalah kepercayaan orang lain, jangan seperti musang yang berbulu ayam.
Perempuan Minangkabau memang memiliki nilai keagungan yang ditempatkan sebagai sosok istimewa. Dan tentunya, Sumbang yang ditetapkan menjadi rambu yang harus dijaga dengan usaha yang ekstra.
Bagai berlian yang dikurung di etalase kaca anti pecah dan bergembok, tak sembarang orang bisa menyentuhnya. Perempuan Minangkabau sangat berharga, bahkan jauh lebih berharga dari berlian yang digambarkan. Berharganya dan istimewanya mereka selaras dengan harga diri yang perlu mereka pertahankan dengan teguh. Sebab, ketika perempuan Minang bisa menjaga semua itu, ketika perempuan Minang mampu menjaga diri dari 12 sumbang yang telah ditetapkan, dari situ pulalah sejatinya kecantikan budi akan memancar dan nilai kecantikan itu sampai kapanpun akan tetap abadi.

You must be logged in to post a comment Login