Connect with us

Berita

Tanah Longsor di Rejang Lebong, 15 Rumah Warga Rusak

Published

on

tanah longsor

GarudaCitizen.com – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Rejang Lebong pada Senin (24/2/2025) memicu bencana tanah longsor di Desa Tebat Pulau, Kecamatan Bermani Ulu.

Kejadian ini terjadi sekitar pukul 16.00 WIB di kawasan tebing yang sebelumnya merupakan lahan perkebunan jati. Namun, akibat penggundulan hutan, lahan tersebut menjadi gundul dan rentan terhadap longsor.

15 Rumah Warga Rusak Akibat Tanah Longsor

Menurut Kepala Desa Tebat Pulau, Jeriyan, bencana tanah longsor ini menyebabkan kerusakan pada 15 rumah warga. Salah satu rumah mengalami kerusakan cukup parah akibat tertimpa material longsor.

“Dampak dari longsor ini ada sekitar 15 rumah yang terkena, dan satu rumah mengalami kerusakan cukup parah. Kami masih khawatir karena hujan terus mengguyur desa ini,” ujar Jeriyan.

Ivan (35), salah satu warga terdampak, menyampaikan bahwa meskipun kerugian material belum terlalu besar, aktivitas warga menjadi terganggu akibat bencana ini.

“Saat ini kendala utama adalah sulitnya beraktivitas seperti biasa. Saya sebagai pemilik rumah harus meningkatkan kewaspadaan terhadap longsor susulan,” kata Ivan.

tanah longsor di Desa Tebat Pulau

Langkah Tanggap Darurat oleh BPBD Rejang Lebong

Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, Drs. Shalahuddin, M.Si menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah tanggap darurat untuk menangani situasi ini.

“Saat ini, kita sedang melakukan upaya tanggap darurat dengan membuka kembali akses jalan yang tertutup material longsor. Selanjutnya, kita akan membuat kajian kepada Bupati untuk langkah penanganan lebih lanjut,” ujar Shalahuddin.

Ia juga menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat menghadapi cuaca ekstrem yang masih berlangsung di wilayah tersebut. Hal ini juga disampaikannya kepada seluruh masyarakat Kabupaten Rejang Lebong, yang notabene berada di wilayah berkontur perbukitan yang rawan terjadi bencana banjir dan tanah longsor.

“Dalam kondisi cuaca ekstrem seperti ini, masyarakat yang berada di daerah rawan longsor harus tetap waspada dan segera melaporkan jika melihat tanda-tanda awal longsor,” tambahnya.

Penyebab Tanah Longsor di Desa Tebat Pulau

Dari informasi terhimpun, tanah longsor di Desa Tebat Pulau ini diduga dipicu oleh beberapa faktor utama, diantaranya:

1. Hujan dengan intensitas tinggi, yang menyebabkan tanah menjadi jenuh air dan kehilangan daya dukungnya.

2. Penggundulan hutan, yang mengakibatkan minimnya vegetasi untuk menahan struktur tanah.

3. Kondisi tanah yang labil, terutama di kawasan perbukitan dan lereng yang rentan terhadap pergerakan tanah.

“Selain itu, kurangnya tanaman keras seperti jati atau pohon penahan tanah membuat kawasan ini semakin berisiko mengalami longsor di masa mendatang,” tambah Shalahuddin.

Imbauan BPBD Rejang Lebong kepada Masyarakat

Untuk itu, BPBD Kabupaten Rejang Lebong mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan guna menghindari dampak lebih besar akibat tanah longsor di Rejang Lebong.

Berikut beberapa imbauan penting yang disampaikan BPBD Kabupaten Rejang Lebong:

1. Meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor.

2. Menghindari aktivitas di sekitar tebing atau lereng curam selama cuaca ekstrem untuk mengurangi risiko terkena longsor.

3. Segera melaporkan tanda-tanda awal longsor, seperti munculnya retakan tanah, suara gemuruh dari tebing, atau pohon yang mulai miring.

Fokus pada Pemulihan Rumah Warga yang Rusak

Disisi lain, kerusakan yang dialami warga akibat tanah longsor di Desa Tebat Pulau ini menjadi perhatian utama pemerintah daerah. Shalahuddin mengaku, pihaknya bersama pihak terkait saat ini tengah menyiapkan langkah-langkah bantuan dan perbaikan bagi rumah yang terdampak.

“Kita juga mengimbau warga untuk berhati-hati dan mencari tempat aman sementara jika rumah mereka dinilai berisiko mengalami kerusakan lebih lanjut,” ujarnya.

BPBD Siaga 24 Jam

Sementara itu, memasuki musim hujan seperti yang terjadi belakangan ini, BPBD Kabupaten Rejang Lebong, meningkatkan kesiagaan untuk menghadapi kemungkinan bencana hidrometeorologi yang dipicu oleh cuaca ekstrem.

Bahkan BPBD Kabupaten Rejang Lebong telah menyiagakan personel dan peralatan tanggap bencana selama 24 jam untuk mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi, termasuk banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.

Shalahuddin menyatakan bahwa kesiapan menghadapi bencana dilakukan dengan mengerahkan berbagai peralatan dan logistik pendukung serta 38 personel tanggap bencana yang siap bekerja kapan saja diperlukan.

Ia juga mengungkapkan bahwa curah hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir, dengan intensitas sedang hingga lebat, berpotensi memicu berbagai bencana alam yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

“Peralatan dan personel penanggulangan bencana sudah kami siagakan selama 24 jam. Dalam kondisi cuaca ekstrem, bencana alam bisa terjadi kapan saja, dan hal itu sulit diprediksi. Oleh karena itu, kami perlu siap menghadapi segala kemungkinan yang ada di lapangan,” tambahnya.

Selain itu, BPBD Rejang Lebong telah menyiapkan berbagai peralatan, termasuk alat berat jenis loader, mobil tangki, mobil dapur umum, logistik, serta obat-obatan sebagai langkah antisipasi untuk memberikan respons cepat saat bencana terjadi.

Shalahuddin menambahkan, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rejang Lebong, serta masyarakat setempat.

“Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat, memastikan bahwa respons cepat dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak bencana, terutama terhadap keselamatan masyarakat,” jelasnya.

Titik Rawan Bencana di Rejang Lebong

Sejauh ini, dari 15 kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong, terdapat sejumlah titik yang rawan terhadap bencana hidrometeorologi, khususnya banjir dan tanah longsor. Kawasan yang berpotensi mengalami banjir adalah daerah-daerah yang terletak di sepanjang bantaran Sungai Musi dan Sungai Air Duku.

Sementara itu, potensi tanah longsor terdapat di beberapa titik sepanjang Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau, seperti di wilayah Binduriang, Kecamatan Sindang Kelingi, dan Kecamatan Sindang Dataran.

Selain itu, pihaknya juga menyoroti sejumlah wilayah lain yang berpotensi terkena dampak tanah longsor, seperti di sepanjang Jalan Lintas Curup-Muara Aman yang menghubungkan Kabupaten Lebong.

“Beberapa kecamatan yang harus diwaspadai di jalur ini termasuk Kecamatan Curup Utara, Bermani Ulu, dan Bermani Ulu Raya,” beber Shalahuddin.

38 Personil Siaga

Selain itu juga, dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan, BPBD Kabupaten Rejang Lebong juga menyiapkan satuan tugas tanggap bencana yang terdiri dari 38 personel yang siap diterjunkan kapan saja situasi membutuhkan.

Kemudian peralatan seperti alat berat loader, mobil tangki untuk pasokan air bersih, serta mobil dapur umum disiagakan agar dapat segera digunakan jika terjadi bencana. Berbagai logistik dan kebutuhan medis juga telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan darurat masyarakat yang terdampak.

“Tidak hanya itu, masyarakat juga turut berperan aktif dalam mendukung kesiapsiagaan ini. BPBD melibatkan warga dalam berbagai pelatihan tanggap bencana, terutama bagi mereka yang tinggal di kawasan rawan, agar mereka dapat bertindak cepat dan sigap saat situasi darurat,” kata Shalahuddin.

Ingin tahu banyak tentang Rejang Lebong? Kamu bisa mempelajarinya dengan memahami Panduan Lengkap tentang Rejang Lebong: Sejarah, Wisata, Budaya, dan Ekonomi. (anggi)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply