Sosial Budaya
Upacara Adat Bengkulu: Tradisi Yang Masih Dilestarikan Hingga Kini

Upacara adat Bengkulu merupakan bagian integral dari kekayaan budaya yang masih hidup di wilayah Bengkulu. Tradisi ini diturunkan secara turun-temurun dan tetap dilestarikan oleh masyarakat lokal.
Upacara adat Bengkulu berakar dari kepercayaan leluhur.
Ritual ini merupakan cermin kearifan lokal dan identitas masyarakat.
Tradisi ini diturunkan secara lisan dan terus mengalami perkembangan seiring waktu.
Setiap tahun, prosesi upacara adat bengkulu tabot dihadiri oleh banyak warga sebagai wujud kebersamaan.
Apa Saja Upacara Adat Bengkulu Yang Masi Dilestarikan?
Sejarah dan Asal Usul
Upacara adat Bengkulu memiliki akar yang sangat tua dan kaya akan nilai keimanan serta kearifan lokal. Tradisi ini diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi dan mencerminkan identitas masyarakat Bengkulu.
Makna Filosofis dan Nilai Tradisional
Setiap ritual dalam upacara adat Bengkulu menyampaikan pesan mendalam.
Nilai keimanan, kekeluargaan, dan penghormatan tercermin jelas.
Ritual mengajarkan pentingnya menjaga hubungan dengan alam dan leluhur.
Elemen Penting:
- Keimanan: Wujud penghormatan kepada kekuatan spiritual
- Kekeluargaan: Mempererat ikatan antarwarga
- Penghormatan terhadap Alam: Menjaga keseimbangan lingkungan
Contoh:
Penyajian sesajen dan doa bersama dalam upacara adat bengkulu tabot menguatkan rasa persatuan.
Ulasan Upacara Adat Bengkulu
1. Upacara Adat Bengkulu Tabot

Pada awalnya, upacara Tabot dilakukan oleh masyarakat Timur Tengah yang menganut paham Syi’ah.
Tujuan dari upacara Tabot sendiri adalah untuk mengenang kisah kepahlawan cucu Rasulullah SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib yang gugur dalam perang Karbala, Irak pada tahun 681 M.
Karena Husein bin Ali bin Abi Thalib gugur di bulan Muharam, maka tradisi Tabot ini dilakukan dari tanggal 1 sampai 10 Muharram.
Ritual ini menjadi ikon upacara adat Bengkulu.
Prosesi dimulai dengan penyambutan tamu adat.
Simbolisme tabot menggambarkan keimanan yang tinggi.
Elemen Penting:
- Prosesi penyambutan yang khidmat
- Simbol keimanan yang kuat
- Partisipasi aktif masyarakat
Contoh:
Setiap tahunnya, upacara adat bengkulu tabot berlangsung dengan seremonial yang rapi dan penuh makna.
2. Upacara Penyambutan Tamu Adat

Tradisi Sekapur sirih merupakan salah satu tradisi yang berasal dari provinsi Bengkulu yang disebut juga dengan tradisi Tari Persembahan.
Tradisi ini dilakukan untuk melakukan penyambutan tamu utama atau tamu besar dari suatu acara yang dilakukan di provinsi Bengkulu.
Jadi, tradisi ini merupakan tradisi dari salah satu suku yang terdapat di provinsi Bengkulu, yaitu suku Rejang yang merupakan suku asli Bengkulu
Tradisi ini dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur dan rasa bahagia kepada tuhan, dan rasa syukur atas rezeki sehingga bisa dilaksanakannya acara yang ditujukan.
Elemen Penting:
- Tata cara penyambutan yang terstruktur
- Kehangatan dalam menyambut tamu
- Nilai tradisional yang dijunjung tinggi
Contoh:
Pada acara resmi, penyambutan tamu selalu mengikuti ritual yang telah diwariskan turun-temurun.
3. Upacara Perkawinan Adat Bengkulu

Upacara perkawinan adat Bengkulu memiliki akar yang dalam dalam sejarah masyarakat setempat.
Ritual ini tidak hanya berfungsi sebagai penyatuan dua insan, tetapi juga sebagai pengikat hubungan antar keluarga dan komunitas.
Tradisi ini diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi dan telah mengalami penyesuaian seiring dengan perkembangan zaman, tanpa menghilangkan esensi asli.
Ritual perkawinan menunjukkan kekuatan nilai kekeluargaan.
Menggunakan simbol-simbol tradisional khas Bengkulu.
Menekankan kebersamaan dan keharmonisan keluarga.
Elemen Penting:
- Simbol keutuhan keluarga
- Nilai tradisional dalam setiap prosesi
- Keharmonisan dan rasa syukur
Contoh:
Prosesi perkawinan adat dilengkapi dengan ritual penyajian sesajen dan pertunjukan musik tradisional.
4. Upacara Penghormatan Leluhur ( Kedurai Agung )

Kedurai Agung atau juga Kedurei Agung merupakan acara adat dalam suku Rejang yang diwariskan secara turun temurun.
Pusaka dari nenek piyang (leluhur) hingga saat ini masih berlangsung dan selalu diadakan oleh orang Rejang.
Dalam momentum peringatan HUT kota Curup misalnya. Kedurai Agung upacara adat yang sakral sebagai bentuk pelestarian terhadap kearifan lokal, maka tidak heran bila perayaan HUT kota Curup pelaksanaan Kedurai Agung mesti dilaksanakan.
Elemen Penting:
- Penghormatan kepada leluhur
- Peringatan atas jasa dan kearifan
- Momen refleksi dan kebersamaan
Contoh:
Acara penghormatan leluhur sering digelar bersamaan dengan upacara besar, mengumpulkan masyarakat dalam satu semangat.
Kesimpulan
Upacara adat Bengkulu merupakan warisan budaya yang sangat berharga.
Ritual ini mengajarkan disiplin, keimanan, dan kekeluargaan.
Identitas masyarakat Bengkulu terpancar jelas melalui tradisi ini.
Upaya dokumentasi dan edukasi berkelanjutan sangat penting untuk pelestarian.
Upacara adat bengkulu tabot dan upacara lainnya terus menginspirasi generasi mendatang.
Ringkasan:
- Keimanan dan Kearifan: Terlihat dalam setiap prosesi.
- Solidaritas Sosial: Meningkatkan rasa kebersamaan.
- Pelestarian Tradisi: Kunci untuk menjaga budaya lokal.
Tradisi ini bukan hanya ritual.
Ini adalah cermin identitas dan kebersamaan masyarakat Bengkulu.

You must be logged in to post a comment Login